Anda mungkin merasa bukan siapa-siapa sehingga buku Anda akan ditolak penerbit atau tidak laku kalau dijual sendiri. Parahnya lagi, Anda takut bersaing dengan penulis senior atau penulis muda berbakat.
Percaya atau tidak, saya dulu juga tidak percaya diri dalam menulis buku. Saya minder dengan kehebatan penulis buku laris seperti Ippho Santosa dan Ary Ginanjar Agustian. Saya merasa cukuplah saya menjadi blogger saja, tak usah menjadi penulis buku.
Namun, setelah berjuang sekitar 2 tahun, akhirnya saya percaya diri menulis buku di bidang yang sukai yaitu internet marketing, blogging, dan pengembangan diri.
Sampai postingan ini dipublikasikan, saya sudah menulis 2 buah buku nonfiksi (formatnya digital/ebook) yang saya jual sendiri. Alhamdulilah, penjualan kedua ebook tersebut sudah mencapai Rp 30 juta, dan saya sedang menulis buku ketiga tentang search engine optimization (SEO).
Saya menginformasikan pencapaian ini bukan karena saya sombong. Akan tetapi, saya memotivasi Anda bahwa Anda dapat menjadi penulis buku yang percaya diri, meskipun sekarang ini Anda penulis baru, bukan pakar, atau bukan profesor.
Jangan khawatir jika Anda tidak tahu caranya. Berikut 9 cara yang dapat membantu Anda menjadi penulis buku yang percaya diri.
1. Baca banyak buku bagus
Bila Anda membaca biografi penulis-penulis ternama, Anda barangkali tahu bahwa mereka suka membaca buku bagus. Untuk itu, Anda juga butuh membaca banyak buku bagus.
Mengapa? Karena dari buku-buku tersebut Anda akan mendapatkan wawasan dan ilmu yang mungkin tidak dapat ditemukan di internet.
Jadi, jika punya uang, beli buku-buku bagus terkait bidang yang Anda tekuni dan baca satu per satu. Bagaimana kalau tidak punya uang?
Anda bisa meminjam buku di perpustakaan atau teman Anda. Jika ini memberatkan Anda, sisihkan penghasilan atau uang jajan Anda untuk nantinya digunakan membeli buku.
Secara pribadi, saya memiliki kebiasaan membaca buku sejak lulus kuliah tahun 2003 lalu. Buku-buku yang saya baca lebih banyak saya beli di toko-toko buku yang ada di kota saya. Kira-kira, 95% buku nonfiksi, sisanya buku fiksi (misalnya kumpulan cerpen Kompas).
Sesekali saya juga membeli sejumlah buku berbahasa Inggris di Amazon. Dengan memiliki dan membaca buku-buku berbahasa Inggris, kepercayaan diri saya sebagai penulis semakin tebal.
2. Bagikan pengalaman Anda
Membagikan pengalaman Anda di buku yang sedang Anda tulis mungkin merupakan cara terbaik meningkatkan percaya diri Anda. Mengapa?
Karena pengalaman Anda itu unik. Tidak akan menjadi “sampah” sepanjang Anda tidak mengarang-ngarang pengalaman Anda. Selain itu, menulis berbasis pengalaman itu relatif mudah.
Sebagai contoh, di ebook kedua saya yang berjudul Make Money Blogging: Panduan Tahap demi Tahap Menghasilkan Uang dari Blog, saya berbagi pengalaman saya memulai dan mengembangkan blog yang ditujukan sebagai sumber uang.
Kata demi kata mengalir deras dari kepala saya ke jari lalu ke MS Word tanpa khawatir akan metode menghasilkan uang yang dilakukan blogger lain.
3. Berlatih menulis sesering mungkin
Tahukah Anda mengapa Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo menjadi pesepak bola terbaik dunia?
Salah satu rahasianya adalah mereka sering berlatih seperti menggocek bola, mengeksekusi tendangan bebas dan penalti, dan menyundul bola.
Hal yang sama berlaku pada menulis. Anda butuh latihan menulis yang kontinu sehingga Anda dapat menulis lebih baik dari waktu ke waktu. Jika sudah demikian, tidak perlu minder lagi, bukan?
Anda bisa berlatih menulis 10 menit atau 30 menit sehari. Seminggu 3 kali juga tidak apa-apa. Bebaslah karena Anda yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi sendiri.
4. Riset sebelum menulis
Ragu-ragu dengan apa yang Anda tulis? Triknya, lakukan riset sebelum menulis. Dengan riset ini, Anda akan lebih jelas tentang pangsa pasar dan target pembaca Anda. Anda juga akan mendapatkan data, fakta, dan referensi terpercaya.
Sebagai contoh, bila saya hendak menulis buku untuk membantu lulusan perguruan tinggi mendapatkan pekerjaan, maka riset yang akan saya lakukan antara lain:
- mencari statistik pengangguran di Indonesia
- mencari data lulusan perguruan tinggi setiap tahunnya
- mencari hambatan-hambatan pencari kerja
- mempelajari artikel atau penelitian terkait psikologis sarjana baru
5. Buat catatan harian
Tidak suka atau belum pernah membuat catatan harian? Mulai sekarang coba membuat catatan tersebut.
Mengapa? Karena catatan harian dapat menjadi sumber ide dan pengalaman sehingga Anda dapat menjadi percaya diri saat menulis buku.
Sebagai contoh, saat ini Anda seorang ibu muda yang baru melahirkan anak pertama. Tulis di buku catatan harian Anda tentang cara Anda merawat anak tersebut, perasaan Anda, hambatan yang Anda miliki, dan kondisi anak Anda.
Dari catatan harian ini, Anda dapat menulis buku tentang tips merawat anak pertama. Ditambah dengan data dan hasil penelitian ilmiah, rasanya hampir mustahil buku tersebut ditolak penerbit mayor.
6. Jalin networking dengan influencer
Umumnya, dalam satu bidang ada influencer (pemberi pengaruh). Dalam dunia kepenulisan, influencer bisa para penulis yang sudah menerbitkan buku di suatu penerbit. Anda perlu menjalin networking dengan beberapa dari mereka untuk meningkatkan kepercayaan diri Anda.
Kunci dalam menjalin networking dengan influencer adalah memberi sebelum menerima. Mengapa? Karena umumnya mereka sibuk sehingga bila Anda meminta terlebih dahulu (misalnya bimbingan menulis atau bantuan me-review buku Anda), besar kemungkinan Anda akan diacuhkan atau email Anda langsung dihapus.
Saya menyadari pentingnya influencer bagi karier kepenulisan saya. Tak heran, saya berusaha menjalin networking dengan sejumlah penulis buku.
Sebagai contoh, tanggal 14 Agustus 2016 saya mencoba menjalin networking dengan Gari Rakai Sambu, penulis buku Langkah Awal Menjadi Penulis Fiksi. Saya menghubungi dia dengan mengucapkan terima kasih atas manfaat bukunya dan menawarkan apa yang saya bisa bantu dalam hal menghasilkan uang dari blog.
7. Pilih target pembaca pemula
Ketidakpercayaan diri dalam menulis mungkin karena Anda membandingkan diri Anda dengan penulis ternama. Apa pun buku yang Anda tulis, tidak akan lebih baik dari mereka, pikir Anda.
Mulai sekarang, stop hal tersebut. Pilihlah pemula sebagai target pembaca Anda.
Mengapa? Karena setiap pemula butuh banyak hal yang harus dipelajari sehingga Anda merasa kiat atau saran dari Anda akan bermanfaat. Dengan demikian, Anda lebih percaya diri dalam menulis buku.
Jujur saja, ini cara favorit saya. Sebagai contoh, saat saya menulis ebook Make Money Blogging, target pembaca saya adalah blogger pemula yang bingung harus mulai dari mana untuk menghasilkan uang dari blog. Sederhana, bukan?
8. Cari dukungan
Anda tahu Jesse Lingard? Jika Anda penggemar Manchester United (MU), Anda tentu tahu bahwa Lingard sudah mampu menembus skuat utama MU.
Perihal kepercayaan dirinya, seperti ditulis Detik Sport, ia mengatakan: “Setelah beberapa pertandingan Anda tak mencetak gol, kepercayaan diri Anda bisa sedikit turun, tapi para pemain di sekitar saya banyak memberikan bantuan agar saya bisa terus menjaga kepercayaan diri.”
Pelajaran yang dapat dipetik dari Lingard di atas adalah Anda butuh dukungan untuk menjadi penulis buku yang percaya diri. Untungnya, tidak sulit mendapat dukungan tersebut karena Anda dapat memintanya dari keluarga atau teman.
Misalnya, Anda berpengalaman menggunakan Instagram untuk menjual produk fisik, dan bertanya kepada 5 orang teman Anda seperti ini: “Saya akan menulis buku tentang cara mendapatkan uang dari Instagram, bagaimana pendapat kalian?”.
Sepanjang ada satu orang saja dari teman tersebut yang bilang bahwa ide buku tersebut bagus, itu sudah cukup membuat Anda percaya diri menulisnya. Hal-hal lainnya jangan terlalu dikhawatirkan.
9. Miliki mentor
Cara terakhir adalah memiliki mentor. Mentor tersebut dapat membantu Anda dari sisi teknis dan nonteknis sehingga mental dan keterampilan menulis Anda meningkat.
Tentunya, agar optimal, Anda harus mengeluarkan uang untuk mentor tersebut. Mestinya biaya ini tidak menjadi masalah bagi Anda sepanjang kedelapan cara di atas tidak mempan meningkatkan kepercayaan diri Anda sebagai penulis buku.
Ingin saya menjadi mentor Anda? Silakan kontak saya sehingga kita dapat berdiskusi lebih lanjut.
Rasa tidak percaya diri atau minder akan menghambat Anda dalam menulis buku yang berkualitas. Jadi, atasi rasa tersebut sesegera mungkin. Cobalah satu atau beberapa cara di atas sehingga Anda dapat menjadi penulis buku yang percaya diri. Selamat mencoba!