Mungkin tidak ada kebahagiaan terbesar yang dirasakan para penulis buku kecuali karya mereka diterima oleh penerbit mayor alias penerbit besar.
Membayangkan buku karya mereka dipajang di toko buku besar yang menjadi jaringan distribusi penerbit mayor, bisa membuat mimpi indah berminggu-minggu.
Sayang, jalan untuk bisa diterima penerbit mayor jelas tidaklah mudah. Sejumlah penulis terkenal pun pernah ditolak penerbit mayor. Apalagi Anda yang mungkin hitungannya baru penulis pemula.
Kuatkan mental dan tingkatkan percaya diri ketika Anda mengalami penolakan. Karena hal ini tidak hanya akan terjadi sekali dua kali saja. Tapi bisa sampai berkali-kali.
Sebelum Anda menjadi patah arang karena terus ditolak, ada baiknya lihat dulu alasan-alasan para penerbit mayor menolak buku dari para penulis berikut ini:
1. Tema Kurang Menjual atau Tidak Tren
Para penerbit buku bukanlah sebuah lembaga nirlaba. Mereka merupakan institusi bisnis yang pastinya selalu ingin mendapatkan keuntungan dari setiap buku yang diterbitkan.
Tidak heran, seleksi yang dilakukan dari setiap draft buku yang masuk akan sangat ketat. Maksud dari penyeleksian yang ketat itu adalah untuk mengetahui nilai jual dari draft buku yang mereka dapatkan dari penulis.
Apakah tema dan isinya memang cukup menjual. Terutama untuk memenuhi tema-tema yang tengah diminati masyarakat belakangan ini.
Nah, jika tema dari buku yang Anda sodorkan kurang menjual atau tidak up to date, dapat dipastikan draft tersebut akan dikembalikan.
Ada beberapa penerbit mayor yang masih mau memberi tahu alasan penolakan. Tapi ada juga penerbit besar yang hanya menginformasikan buku Anda ditolak tanpa menyebutkan alasannya.
2. Bukan Genre yang Disukai
Kenali penerbit yang akan dituju dengan baik. Bisa Anda telusuri melalui forum atau komunitas penulis.
Bisa juga dengan melihat genre buku apa saja yang diterbitkan oleh penerbit mayor tersebut. Anda bisa melakukannya saat jalan-jalan ke toko buku.
Boleh jadi faktor yang membuat buku tulisan Anda ditolak penerbit mayor adalah salah genre. Anda membuat sebuah buku bergenre romance dengan tema yang menarik dan menjual.
Tapi dikirim ke penerbit yang tengah fokus dengan genre anak-anak. Itu namanya salah alamat.
Mungkin suatu saat nanti penerbit tersebut akan beralih fokus ke genre yang Anda jadikan buku. Tapi daripada menunggu untuk waktu yang tidak jelas akhirnya, lebih baik draft tersebut dikirim ke penerbit lain yang memang menyukai genre dari buku yang Anda tulis.
Pihak penerbit umumnya juga sudah mempunyai semacam daftar genre yang diperkirakan masih dan akan menjadi tren di masyarakat. Ini merupakan hasil analisis dari buku apa saja yang laku terjual dalam beberapa bulan hingga satu tahu ke belakang.
Mereka tahu kapan akan berubah fokus atau tetap bertahan menerbitkan buku dengan genre yang sama dalam waktu tertentu. Pastikan Anda mengetahuinya secara detail sebelum mengirim draft ke penerbit yang bersangkutan.
3. Sudah Banyak Buku Bertema Sama
Anda sudah membuat sebuah buku dengan dengan tema yang sedang tren saat ini. Penerbit mayor yang dituju pun tengah fokus dengan genre yang sama. Tapi kenapa masih juga mendapat penolakan?
Sekadar info, ketika sebuah tema atau genre tengah menjadi tren di masyarakat maka akan ada banyak penulis yang mencoba peruntungan dengan membuat buku dengan tema tersebut.
Artinya, ada banyak penulis yang berlomba agar bukunya bisa lebih dulu sampai di penerbit.
Ketika buku Anda sudah selesai dan dikirim ke penerbit, mungkin saja buku Anda berada dalam daftar ke sekian puluh untuk tema yang sama yang diterima penerbit.
Dengan demikian, penerbit tentu tidak ingin mendapat kerugian dengan menerbitkan buku bertema sama dalam jumlah yang banyak.
Kurang bagus untuk pendapatan mereka. Tak heran jika akhirnya buku Anda pun ditolak.
4. Segmen yang Terbatas
Genre sudah tepat dan tema pun sebenarnya cukup menjual, tapi kok masih juga ditolak penerbit mayor?
Seperti diulas di poin satu, penerbit adalah institusi bisnis. Sebuah lembaga yang berusaha mencari keuntungan dari menjual buku berkualitas dan bisa diterima oleh banyak orang.
Sebagus apa pun buku yang Anda buat jika segmen yang bisa menerima buku tersebut sangat terbatas, pasti akan dengan berat hati ditolak penerbit.
Menaikkan harga jual buku untuk menyeimbangkan dengan kondisi segmen jelas bukan sebuah putusan bijak.
Artinya, ketika membuat sebuah buku Anda sudah harus paham segmen pembaca yang akan membeli buku Anda cukup besar atau tidak. Segmen ini menjadi indikator besar kecilnya peluang buku tersebut dibeli masyarakat.
Boleh jadi Anda akan tetap idealis dengan tulisan yang dibuat. Tapi pasti akan mentok ketika berhadapan dengan fakta bahwa buku yang Anda bikin segmen pembacanya sangat terbatas.
Ujung-unjungnya, penerbit mayor akan kesulitan ketika menjual buku Anda.
5. Tidak Memenuhi Standar Minimal
Sebuah penerbit sudah tentu punya standar kualitas dari buku yang mereka terbitkan. Semakin besar penerbit tersebut maka akan semakin tinggi standar kualitas yang diterapkan.
Mereka tentu tidak ingin reputasi di dunia perbukuan tercoreng karena menerbitkan buku yang tidak berkualitas.
Sebagai contoh, mari kita lihat seperti apa saja kriteria buku fiksi yang biasanya menjadi standar sebuah penerbit mayor berikut ini:
a) Logika cerita
Sebuah cerita akan terasa lebih hidup karena logika ceritanya tepat dan kuat. Alur cerita dari satu bab ke bab berikutnya begitu mengalir dan membuat pembaca tidak cepat bosan. Apakah buku yang Anda tulis sudah memenuhi kriteria tersebut?
b) cerita yang Anda buat harus mampu memancing emosi pembaca
Setiap kata demi kata yang menyusun cerita seolah bisa dirasakan oleh pembaca. Alur cerita yang sukses adalah ketika kesedihan yang dialami tokoh yang ada dalam tulisan Anda membuat pembaca meneteskan air mata.
Dalam hal ini editor dari penerbit mayor tersebut termasuk bagian dari pembaca.
c) karakter tokoh dari cerita yang dibuat harus kuat
Apakah konflik yang melibatkan tokoh cerita mampu membuatnya menonjol atau tidak. Pembentukan karakter tokoh akan sangat menentukan sang editor dalam memutuskan untuk menerima hasil karya Anda.
Nilai yang dikumpulkan dari ketiga poin tersebut akan disatukan menjadi nilai total. Seperti halnya nilai rapor, jika nilai total yang Anda dapatkan hanya berada di angka 5 atau 6, dipastikan buku Anda akan ditolak penerbit mayor.
Setidaknya draft buku yang Anda kirim harus mendapat nilai 7,5 ke atas untuk bisa dipertimbangkan untuk dicetak oleh mereka. Nah, kira-kira buku hasil karya Anda mampu meraih nilai berapa?
Penutup
Memang tidak mudah untuk bisa menembus penerbit mayor. Ada banyak hal yang harus mempunyai nilai di atas rata-rata sebelum buku Anda akhirnya dilirik penerbit besar.
Usaha yang biasa-biasa saja hanya akan membuat buku Anda ditolak penerbit mayor. Karena itu cermatlah memilih tema yang akan diangkat menjadi buku. Dengan tema yang tepat dan menjual, buku Anda berpeluang untuk bisa diterbitkan.