Apa yang akan terjadi bila buku Anda lebih berbobot? Mungkin buku tersebut diterima penerbit mayor atau bahkan menjadi buku laris (best seller). Bisa jadi laku keras bila Anda menerbitkannya sendiri.
Salah satu cara menjadikan buku Anda lebih berbobot adalah dengan meriset topik. Dari riset ini, Anda akan mendapatkan data, fakta, referensi, cerita, kutipan, atau grafik untuk disajikan dalam buku Anda.
“Oke, saya tahu manfaat riset topik untuk buku saya. Namun, bagaimana cara melakukannya?” tanya Anda.
Pertanyaan bagus.
Di postingan ini, saya akan menjelaskan 7 cara mudah meriset topik lengkap dengan contohnya. Menariknya lagi, semua cara tersebut dapat Anda aplikasikan untuk topik buku apa pun. Berikut ketujuh cara tersebut.
1. Wawancarai pakar atau praktisi
Pendapat dan pengetahuan dari pakar atau praktisi sangat disukai pembaca, bukan? Nah, salah satu cara efektif mendapatkan hal tersebut adalah dengan mewawancarai pakar atau praktisi di topik buku Anda.
Sebagai contoh, jika Anda akan menulis buku blogging, mungkin saya salah satu orang yang tepat Anda wawancarai.
Mengapa? Karena saya seorang full time blogger yang sudah mencari nafkah dari blog sejak Mei 2009.
Jika Anda mewawancarai saya, Anda dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan menarik seperti berikut:
- Apa sumber monetisasi yang populer digunakan blogger?
- Apa kendala terbesar orang awam dalam memulai ngeblog?
- Perangkat apa yang penting untuk membuat blog profesional?
- Apa kunci sukses menghasilkan uang dari blog?
- Apa sisi gelap seorang full time blogger?
2. Lihat daftar isi buku relevan di Amazon
Mungkin Anda sering merasa takut salah atau isi buku Anda tidak sesuai dengan perkembangan terkini. Anda dapat mengatasi ketakutan ini dengan melihat sejumlah buku relevan di Amazon.
Sebagai contoh, Anda akan membuat buku tentang digital marketing. Yang pertama Anda lakukan adalah mengunjungi Amazon.com.
Pada kotak pencarian toko online ternama dunia tersebut, ketik digital marketing dan pilih kategori Books.
Cermati tahun terbit dan rating reviews buku-buku yang tampil di hasil penelusuran Amazon. Klik salah satu judul buku lalu klik Look Inside.
Setelah itu klik Table of Contents. Dalam waktu yang tidak lama, Anda akan tahu apa yang bisa Anda ambil dari daftar isi buku tersebut.
Sebagai gambaran, lihat contoh daftar isi buku Digital Minds: 12 Things Every Business Needs to Know About Digital Marketing di bawah ini:
3. Cari statistik relevan
Statistik penting untuk memperkuat argumen Anda. Ini tidak berarti Anda harus eksperimen sendiri untuk memperoleh data. Sebaliknya, Anda bisa mencarinya dengan cepat di Google.
Sebagai contoh, Anda akan membuat buku tentang menghasilkan uang dari Instagram. Statistik Instagram yang dibutuhkan dapat Anda cari di Google dengan mengetik Instagram stats 2016.
Contohnya di bawah ini.
4. Identifikasi sejumlah pertanyaan orang
Buku yang baik dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dimiliki pembacanya. Beruntungnya Anda, Anda bisa memperkirakan pertanyaan-pertanyaan tersebut di situs tanya jawab, seperti Yahoo Answer dan Quora.
Sebagai contoh, Anda akan membuat buku panduan Instagram untuk pemula. Kunjungi Yahoo Answer Indonesia, lalu ketik Instagram di kotak penelusuran dan klik Cari di Answer. Contoh hasilnya seperti ini.
Contoh lain, Anda akan menulis buku tentang kiat pemasaran di Facebook. Di Quora.com, Anda bisa mencarinya dengan mengetik Facebook marketing lalu pilih ikon Search. Berikut contohnya.
5. Cari studi kasus orang lain
Studai kasus akan bermanfaat bagi pembaca karena mereka dapat belajar dari contoh nyata. Namun, bagaimana kalau Anda tidak punya studi kasus sendiri?
Tenang, Anda bisa menggunakan studi kasus orang lain. Tidak melanggar kok, sepanjang Anda tidak mengklaim itu sebagai studi kasus Anda.
Sebagai contoh, Anda akan mencari studi kasus beriklan di Facebook. Maka, di Google Anda bisa mengetik Facebook ads case study. Contohnya di bawah ini.
6. Cari hasil penelitian
Hasil penelitian merupakan sumber primer. Anda dapat mencari beragam publikasi ilmiah dengan cepat di Google Scholar (Google Cendekia).
Sebagai contoh, Anda akan menulis buku tentang meditasi untuk meningkatkan produktivitas kerja. Di Google Scholar, Anda dapat mencari hasil penelitian terkait meditasi dengan mengetik meditation for productivity.
Di bawah ini contohnya.
7. Dapatkan kutipan relevan
Banyak orang yang memiliki motivasi rendah. Anda dapat membantu mereka dengan memberikan kutipan orang ternama lokal atau luar negeri di buku Anda.
Sebagai contoh, Anda akan menulis buku tentang cara membangun hubungan (relationship) untuk laki-laki introvert. Anda bisa mencari kutipan terkait dengan mengetik relationship quotes di Google. Contohnya di bawah ini.
Anda sudah mengetahui 7 cara mudah meriset topik buku. Jangan lupa, buat catatan khusus di buku tulis atau MS Word. Jika ingin catatan ini lebih rapi, Anda dapat menggunakan Evernote (lihat Cara Mengklip Artikel dengan Evernote).
Dari ketujuh cara di atas, cara mana yang ingin segera Anda lakukan? Silakan informasikan di bagian komentar.